Sabtu, 17 Oktober 2015

BAB Nikah Bagian Ke 1 : Memperbaiki Niat untuk Menikah!

          Nikah, setiap inshan manusia pasti menginginkannya, suatu mahligai pernikahan dengan orang terkasih, yang memang telah Allah siapkan bagi kita, walaupun saat ini kita belum bisa menjemputnya. Di sisi lain, banyak diantara kita yg sudah menemukan pelabuhan cinta dan bahkan banyak yg sudah menempuh jalan pernikahan, namun masih belum menemukan arti sesungguhnya sebuah pernikahan. Lantas apa yg salah dari pernikahan mereka? Bukankah suami – istri merupakan teman hidup yang saling melengkapi, selalu bersama dikala suka dan duka?
          Niat, menjadi salah satu factor penyebabnya. Apa sebenarnya niat kita menikah? Sudah benarkah niat kita? Sudahkah kita berusaha memperbaikinya? Demikaian tadi adalah beberapa pertanyaan yg harus kita jawab dan temukan solusinya. Sudah banyak hadist masyhur yg menerangkan betapa pentingnya sebuah niat sebelum melakukan suatu amal perbuatan, seperti hadist dari Amirul mu'minin Abu Hafs iaitu Umar bin Al-khaththab bin Nufail bin Abdul 'Uzza bin Riah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin 'Adi bin Ka'ab bin Luai bin Ghalib al-Qurasyi al-'Adawi r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda [3] :
"Hanyasanya semua amal perbuatan itu dengan disertai niat-niatnya dan hanyasanya bagi setiap orang itu apa yang telah menjadi niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itupun kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang hijrahnya itu untuk harta dunia yang hendak diperolehinya, ataupun untuk seorang wanita yang hendak dikahwininya, maka hijrahnyapun kepada sesuatu yang dimaksud dalam hijrahnya itu."
(Muttafaq (disepakati) atas keshahihannya Hadis ini)
Maka niat yang baik dalam suatu pernikahan insyaAllah akan lebih memberikan ketentraman dalam menjalani mahligai pernikahan nanti. Selalulah berharap agar Allah senantiasa meridloi apa yg kita kerjakan. Dan mari kita jadikan pernikahan sebagai salah satu jalan menuju ridlo Allah dan syurga-Nya, sebagai sarana peningkatan kualiatas diri bersama – sama dengan si belahan hati. Betapa ruginya seorang suami yg membiarkan istrinya dalam kemaksiatan kepada Tuhannya sementara dia hanya sibuk memperbaiki dirinya sendiri dan juga betapa ruginya  seorang istri yang tidak berusaha mengingatkan dan mendorong suaminya dalam hal  kebaikan. Marilah merenungi kembali hadist berikut ini agar kita lebih termotivasi dalam memperbaiki niat dan mensegerakan untuk menikah bagi yang mampu.
Nabi Saw. bersabda: "Barang siapa menikah karena Allah Swt. dan menikahkan karena Allah Swt., maka dia berhak menyandang sebagai wali Allah."
Nabi Saw. bersabda: "Keutamaan orang yang berkeluarga atas orang yang bujangan, seperti halnya keutamaan orang yang berjuang dengan orang yang berdiam diri. Shalat dua rakaat yang dilakukan oleh orang yang sudah berkeluarga lebih baik dari pada delapan puluh dua rakaat shalat yang dilakukan oleh orang bujangan."

0 komentar:

Posting Komentar